PEBELAJARAN BERBASIS ICT
A. Pentingnya pemanfaatan (ICT) dalam kegiatan
pembelajaran
Internet merupakan kumpulan informasi
yang tersedia di komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan yang
tersedia di komputer tersebut. Internet adalah jaringan yang tersusun dari
sejumlah Local Area Network (LAN, jaringan lokal), yang terbatas daerah
cakupannya, Metropolitan Area Network (MAN, jaringan kota metropolitan)
mencakup kota metropolitan yang luas, dan Wide Area Network (WAN,
jaringan luas) yang menghubungkan berbagai komputer di seluruh dunia. Semua
jaringan ini dihubungkan dengan beragam alat komunikasi, mulai dari sambungan
telepon biasa dan yang berkecepatan tinggi, satelit, gelombang mikro dan serat
optik, yang pada realitasnya semua jenis alat komunikasi ini berada pada
internet sehingga memberikan pemahaman bahwa artinya semua jaringan ini saling
berhubungan (interconnected network). Disadur dari buku pelajaran TIK untuk
SMA/MA kelas XI, terbitan Erlangga.
B. Model Pengembangan TIK dalam Pendidikan
Sejarah pemanfaatan TIK dalam pendidikan,
khususnya dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan prangkat
keras TIK, khususnya komputer. Teemu Leinonen (2005) membagi perkembangan
tersebut kedalam 5 fase sebagaimana dilustrasikan pada gambar berikut:
Fase pertama
(akhir 1970an – awal 1980an) adalah fase programming, drill and practice.Fase
ini ditandai dengan penggunaan perangkat lunak komputer yang menyajikan
latihan-latihan praktis dan singkat, khususnya untuk mata pelajaran matematika
dan bahasa.
Fase kedua (akhir 1980an – awal
1990an) adalah fase computer based training (CBT) with multimedia
(latihan berbasis komputer dengan multimedia). Fase ini adalah era keemasan
CD-ROM dan komputer multimedia. Penggunaan CD-ROM dan komputer multimedia ini
diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap proses pembelajaran, karena
kemampuannya menyajikan kombinasi teks, gambar, animasi, dan video. Konsep
pedagogis yang mendasari kombinasi kemampuan ini adalah bahwa manusia memiliki
perbedaan.
Fase ketiga (awal 1990an) adalah fase Internet-based
training (IBT) (latihan berbasis internet. Pada fase ini, internet
digunakan sebagai media pembelajaran. Hanya saja, pada saat itu, masih terbatas
pada penyajian teks dan gambar.
Fase keempat
(akhir 1990an – awal 2000an) adalah fase e-learning yang merupakan fase
kematangan pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs web yang menawarkan
e-learning semakin bertambah, baik berupa tawaran kursus dalam bentuk
e-learning maupun paket LMS (learning management system).
Fase kelima (akhir 2000) adalah fase social
software + free and open content. Fase ini ditandai dengan banyaknya
bermunculan perangkat lunak pembelajaran dan konten pembelajaran gratis yang
mudah diakses baik oleh guru maupun siswa, yang selanjutnya dapat diedit dan
dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan.
Peranan TIK
dalam pendidikan yang diuraikan di atas mengisyaratkan bahwa pengembangan TIK
untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah sesuatu yang
mutlak. Dalam Renstra Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009, program
pengembangan TIK bidang pendidikan akan dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai
berikut.
1.
Tahap
pertama meliputi (a) merancang sistem jaringan yang mencakup jaringan internet,
yang menghubungkan sekolah-sekolah dengan pusat data dan aplikasi, serta
jaringan internet sebagai sarana dan media komunikasi dan informasi di sekolah,
(b) merancang dan membuat aplikasi database, (c) merancang dan membuat aplikasi
manajemen untuk pengelolaan pendidikan di pusat, daerah, dan sekolah, dan (d)
merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis web, multimedia,
daninteraktif.
2.
Tahap
kedua meliputi (a) melakukan implementasi sistem pada sekolah-sekolah di
Indonesia yang meliputi pengadaan sarana/prasarana TIK dan pelatihan tenaga
pelaksana dan guru dan (b) merancang dan membuat aplikasi pembelajaran.
3.
Tahap
ketiga dan keempat adalah tahap memperluas implementasi sistem di
sekolahsekolah.
Penelitian tentang
pengembangan TIK di negara-negara maju dan sedang berkembang menunjukkan bahwa
sekurang-kurangnya ada empat pendekatan mengenai pemanfaatan TIK menurut UNESCO
sebagai berikut :
1.
Emerging
dicirikan dengan pemanfaatan TIK oleh sekolah pada tahap permulaan. Pada
pendekatan ini, sekolah baru memulai membeli atau membiayai infrastruktur TIK,
baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak.
2.
Applying
dicirikan dengan sudah adanya pemahaman tentang kontribusi dan upaya menerapkan
TIK dalam konteks manajemen sekolah dan pembelajaran. Para tenaga
pendidik dan kependidikan telah menggunakan TIK untuk tugas-tugas yang
berkaitan dengan manajemen sekolah dan tugas-tugas berdasarkan kurikulum.
3.
Infusing
menuntut
adanya upaya untuk mengintegrasikan dan memasukkan TIK ke dalam kurikulum. Pada
pendekatan ini, sekolah telah menerapkan teknologi berbasis komputer di
laboratorium, kelas, dan bagian administrasi. Guru berada pada tahap mengeksplorasi
cara atau metode baru di mana TIK mengubah produktivitas dan pekerjaan
profesional mereka.
4.
Transforming dicirikan dengan adanya
upaya sekolah untuk merencanakan dan memperbaharui organisasinya dengan cara
yang lebih kreatif. TIK menjadi bagian integral dengan kegiatan pribadi dan
kegiatan profesional sehari-hari.